Petunjuk Membuat Rencana Bisnis

Sebuah rencana bisnis adalah peta dalam menjalankan bisnis anda. Ini adalah rencana yang akan menuntun anda mengenai APA yang akan anda kerjakan, KAPAN dan BAGAIMANA mengerjakannya. Sebuah rencana bisnis juga akan membantu anda dalam melihat lebih jelas mengenai tipe bisnis yang akan anda rintis, siapa saja yang akan menjadi pelanggan anda, dan apa produk atau jasa yang akan anda tawarkan.

Jika anda berencana untuk meminjam dana untuk memulai bisnis anda, entah itu dari bank atau investor, maka anda harus membuat rencana bisnis yang resmi (formal business plan). Rencana bisnis yang resmi akan memberikan summary dari bisnis dan market anda, kemudian akan membahas secara detil tentang produk anda, pelanggan dan pangsa pasar (market), supplier, estimasi keuntungan, analisa persaingan usaha, dan lain-lain. Rencana bisnis resmi ini dapat mencapai 20 halaman dan butuh berbulan-bulan untuk menyelesaikannya.

Di lain pihak, pemilik usaha kecil tidak perlu membuat rencana bisnis resmi untuk memulai usahanya. Seringkali mereka membuat rencana bisnis dalam bentuk catatan saat melakukan brainstorming atau dalam bentuk outline. Untuk memulai, ini sudah cukup.

Hal yang terpenting adalah menulis sebuah rencana. Sering kali pemilik usaha kecil memulai bisnisnya tanpa rencana sama sekali, sehingga ide-ide mereka menjadi kabur dan mereka tidak tahu apa yang selanjutnya harus mereka lakukan. Dengan menulis sebuah rencana, meskipun itu berupa catatan-catatan brainstorming, anda akan mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai jenis bisnis yang anda inginkan, serta bagaimana bisnis itu harus berkembang sejalan dengan waktu.

Berikut adalah hal-hal yang harus anda pikirkan saat menulis rencana bisnis anda:

1. Usaha apa yang akan anda mulai ? Toko ? Jasa professional ? Website Online ?

2. Apa tujuan dari bisnis anda ? Sebuah bisnis dapat dimulai karena kesenangan belaka, tetapi bila anda ingin mendapat keuntungan, anda harus tahu mengapa anda memulai bisnis anda. Apakah untuk memenuhi kebutuhan tertentu dari pelanggan ? Atau menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya ?

3. Bagaimana bisnis anda akan menghasilkan uang ? Apakah anda akan menjual produk, dan jika ya apa ? Anda akan mendapat produk itu dari mana ? Pada harga berapa anda akan membeli produk itu dan berapa anda akan menjualnya ?

4. Siapa sajakah yang akan menjadi pelanggan anda ? Mengenal pelanggan anda adalah hal yang utama dalam menulis sebuah rencana bisnis. Jika anda tahu bahwa pelanggan anda adalah mereka dengan penghasilan terbatas, tentu anda tidak bisa menjual produk atau jasa dengan harga jutaan rupiah. Mengetahui siapa pelanggan anda, juga akan membantu dalam menjalankan kegiatan advertising dan marketing anda.

5. Bagaimana anda akan mendapatkan pelanggan tersebut ? Misalnya, apakah anda berencana untuk menelponnya satu persatu, atau anda akan merekrut tim penjualan yang hebat ? Anda harus tahu bagaimana anda akan mendapatkan pelanggan. Jika tidak, bisnis anda tidak akan berkembang.

Tentu saja poin-poin di atas hanyalah langkah dasar dalam membuat sebuah rencana bisnis, akan tetapi poin-poin tersebut adalah yang terpenting.

http://www.pizzavanjava.com/

Berani Merintis Usaha

Berani Merintis Usaha

Banyak para pencari kerja tidak dapat memenuhi kualifikasi yang diminta oleh perusahaan karena kurangnya bekal keterampilan yang dimiliki. Keadaan bertambah parah saat krisis global mulai menghantam perekonomian di negara kita. Dampak krisis yang terjadi sepuluh tahun yang lalu pun masih sangat terasa ditambah lagi dengan tambahan krisis yang dipicu oleh krisis financial yang melanda negara “paman Sam” akibat kesalahan pengelolaan kredit perumahan itu.

Sementara bagi mereka yang bekerja pun banyak mengalami stagnasi karena berbagai sebab. Juga mungkin pekerjaan yang dijalaninya bukan didasarkan atas faktor kesukaan alias hanya demi untuk mendapatkan pekerjaan saja. Sekarang ini banyak para pekerja atau karyawan yang bekerja asalkan diterima bekerja dan mau menerima bayaran yang relative kecil yang tidak sebanding dengan kebutuhan yang justeru semakin hari kian bertambah. Akibatnya besar pasak dari pada tiang. Ini tentu akan mempersusah diri saja, Lalu kenapa tidak memilih jalur wirausaha saja sebagai solusi?

Menentukan bidang usaha yang akan Anda tekuni, tentunya Anda harus mempertimbangkan bidang usaha yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan pribadi Anda. Memang banyak orang berkhayal untuk menjadi wirausahawan sukses. Namun bagaimana bisa bicara sukses, kalau dalam memulai saja Anda masih mengalami ketakutan? Ya, ketakutan untuk mengambil resiko dan ketidakpastian tentang masa depan telah menjadi hambatan banyak orang untuk tidak berpindah kwadran dan berkecimpung menjadi seorang usahawan.
Tanpa disadari, banyak orang menyalahkan faktor danalah yang selalu menjadi kambing hitam. Sebenarnya, modal untuk menjadi seorang wirausahawan bukan hanya bergantung pada faktor dana saja tetapi juga pada berbagai keterampilan yang dibutuhkan sesuai dengan jenis usaha yang dipilih, ditambah oleh faktor keberuntungan yang hanya sepersekian persen saja.
Kontrol diri dan sesuaikan gambaran bisnis ideal seperti apa yang ingin Anda tekuni!

Banyak orang yang menunda-nunda berbisnis karena ide bisnisnya tidak dapat diwujudkan, berbagai alasan seperti karena modal tidak mencukupi, tidak sesuai dengan bidang keahlian atau malu karena peluang bisnis yang ada sekarang hanya sekedar bisnis ecek-ecek, tidak keren, dan sebagainya. Mereka menunggu keajaiban yang tidak kunjung datang sehingga mereka memilih mengabaikan peluang usaha yang telah ada dimana menurut mereka keuntungannya kecil dan tidak menarik, mereka berkhayal untuk mengembangkan bisnis besar atau memperoleh proyek besar tanpa didukung asset dan fasilitas penunjang yang diperlukan.

Sebaiknya Anda mulai dengan hal-hal yang Anda mampu untuk mengerjakannya sekarang juga, meskipun Anda merasa peluang bisnis yang ada saat ini kurang menarik namun bersabarlah, boleh jadi suatu hari Anda akan menemukan peluang bisnis baru yang lebih baik dengan sarana bisnis pertama yang telah Anda rintis. Bisa jadi Anda akan menemukan partner bisnis atau pemodal besar yang bersimpati kepada Anda karena kejujuran dan kualitas kerja Anda sekarang. Jalani dulu apa adanya, just do it! Anda tidak akan pernah tahu kalau Anda tidak pernah mencoba.

Apa sih kewirausahaan itu? Sebelum istilah wirausaha menjadi begitu populer seperti sekarang ini, dulu sering kita dengar istilah wiraswasta. Kata wiraswasta berasal dari Wira yang berarti utama, gagah, berani, luhur, teladan atau pejuang. Swa berarti sendiri dan Sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta (entrepreneur) berarti pejuang yang utama, gagah, luhur, berani dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha dengan landasan berdiri diatas kaki sendiri.

Definisi kewirausahaan memang banyak dibuat oleh para ahli, tetapi mereka melihat dari perspektifnya masing-masing. Agar pengertian kewirausahaan dapat diterapkan sesuai dengan lingkungan negara kita, maka telah disepakati definisinya sebagai berikut ini.
Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai dan prinsip serta sikap, kuat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa dan negara.
Menjalani profesi sebagai seorang wirausahawan juga merupakan perbuatan yang dapat membantu negara bila usaha yang dilakukan fair, memenuhi prosedur, memberikan devisa bagi negara dari sektor penerimaan pajak, dan juga dapat memberikan banyak kesempatan kerja bagi orang banyak.

Selanjutnya definisi kewirausahaan yang telah disepakati tersebut akan lebih jelas jika dilengkapi dengan kualifikasi wirausahawan itu sendiri. Berdasarkan kualifikasi seseorang, wirausahawan dibedakan menjadi tiga yakni wirausahawan andal, wirausahawan tangguh, wirausahawan unggul.
Dengan mengetahui gambaran seorang wirausahawan sukses, Anda dapat mengetahui mengenai kepribadian yang anda miliki, apakah Anda potensial untuk menjadi wirausahawan atau Anda harus banyak belajar untuk merubah dan meningkatkan kepribadian Anda.
Bagaimana mencocokkan usaha dengan type diri kita?
Sebelum memilih usaha yang cocok buat Anda, sebaiknya cobalah melakukan penilaian atas diri Anda sendiri terlebih dahulu secara jujur yang meliputi;
1. Kemampuan dan pengalaman actual
2. Waktu dan kesempatan yang tersedia
3. Evaluasi kemampuan manajemen
4. Mencari mitra usaha yang sesuai
5. Perlu tidaknya membentuk badan usaha
6. Bagaimana mencari sumber dana

Apa yang harus dilakukan sebelum memulai usaha?
Jika anda sudah mempunyai pilihan usaha, jangan langsung begitu saja menanamkan modal Anda sepenuhnya. Lebih baik alokasikan modal dana Anda secara bijak just in case sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Jadi bila hal tersebut benar-benar terjadi maka Anda masih memiliki “pelapis” untuk meneruskan usaha Anda itu. Maka sebelum suatu usaha dimulai Anda haruslah terlebih dahulu secara cermat melakukan hal-hal berikut:

• Membuat Business Plan
• Tanyakan ahlinya mengenai usaha yang akan anda lakukan, Sering-seringlah untuk menggali info-info sebanyak mungkin dari forum-forum seperti yang terdapat di internet dan sebagainya
• Lakukan survey terhadap usaha yang sejenis,
• Hubungi pihak Bank, apakah usaha sejenis tersebut masih mendapat dukungan bank,
• Jajaki terhadap lokal konsumen yang ada,
• Siapa-siapa saja pesaing yang akan anda hadapi,
• Survey apakah usaha sejenis sudah jenuh atau menjanjikan,
• Survey bahan baku yang anda perlukan, survey lokasi usaha.
• Mempertajam kejelian intuisi
• Berdoa

Begitu usaha anda berdiri dan anda sudah siap dengan produk atau jasa untuk dijual. Artinya anda sudah masuk ke medan perang. Jika Anda sudah memiliki usaha bukan berarti Anda langsung didatangi oleh para pelanggan. Untuk alasan itu, hal yang perlu Anda lakukan sekarang adalah untuk memberitahukan kepada khlayak tentang usaha dan keberadaan usaha yang Anda lakukan melalui mulut ke mulut, iklan di berbagai media (tentunya dengan melihat jenis dan besarnya usaha yang Anda jalankan).
Jika Anda telah mampu menarik minat pelanggan, maka selanjutnya upayakan meningkatkan layanan Anda kepada pelanggan Anda tersebut karena mereka dapat Anda jadikan sebagai sarana promosi karena bila yang bersangkutan terkesan dengan layanan Anda maka ia akan secara otomatis memberitahukan kepada para rekan-rekannya. Satu jalur promosi yang gratis bukan? Jadi sudah siapkah Anda untuk terjun dalam bidang kewirausahaan?. (nfr)

Purdi E Chandra



Kisah Sukses Purdi E Chandra


Kisah Sukses Purdi E Chandra Purdi E Chandra lahir di Lampung 9 September 1959. Secara “tak resmi” Purdi sudah mulai berbisnis sejak ia masih duduk di bangku SMP di Lampung, yakni ketika dirinya beternak ayam dan bebek, dan kemudian menjual telurnya di pasar.

Bisnis “resminya” sendiri dimulai pada 10 Maret 1982, yakni ketika ia bersama teman-temannya mendirikan Lembaga Bimbingan Test Primagama (kemudian menjadi bimbingan belajar). Waktu mendirikan bisnisnya tersebut Purdi masih tercatat sebagai mahasiswa di 4 fakultas dari 2 Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta. Namun karena merasa “tidak mendapat apa-apa” ia nekad meninggalkan dunia pendidikan untuk menggeluti dunia bisnis.

Dengan “jatuh bangun” Purdi menjalankan Primagama. Dari semula hanya 1 outlet dengan hanya 2 murid, Primagama sedikit demi sedikit berkembang. Kini murid Primagama sudah menjadi lebih dari 100 ribu orang per-tahun, dengan ratusan outlet di ratusan kota di Indonesia. Karena perkembangan itu Primagama ahirnya dikukuhkan sebagai Bimbingan Belajar Terbesar di Indonesia oleh MURI (Museum Rekor Indonesia).

Mengenai bisnisnya, Purdi mengaku banyak belajar dari ibunya. Sementara untuk masalah kepemimpinan dan organisasi, sang ayahlah yang lebih banyak memberi bimbingan dan arahan. Bekal dari kedua orang tua Purdi tersebut semakin lengkap dengan dukungan penuh sang Istri Triningsih Kusuma Astuti dan kedua putranya Fesha maupun Zidan. Pada awal-awal berdirinya Primagama, Purdi selalu ditemani sang istri untuk berkeliling kota di seluruh Indonesia membuka cabang-cabang Primagama. Dan atas bantuan istrinya pula usaha tersebut makin berkembang.

Kini Primagama sudah menjadi Holding Company yang membawahi lebih dari 20 anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang seperti: Pendidikan Formal, Pendidikan Non-Formal, Telekomunikasi, Biro Perjalanan, Rumah Makan, Supermarket, Asuransi, Meubelair, Lapangan Golf dan lain sebagainya.

Walaupun kesibukannya sebagai entrepreneur sangat tinggi, namun jiwa organisatoris Purdi tetap disalurkan di berbagai organisasi. Tercatat Purdi pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogyakarta dan pengurus Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) DIY. Selain itu Purdi pernah juga tercatat sebagai anggota MPR RI Utusan Daerah DIY. (sumber : www.purdiechandra.com)

Wawancara dengan Majalah BERWIRAUSAHA

Untuk jadi seorang entrepreneur sejati, tidak perlu IP tinggi, ijazah, apalagi modal uang. “Saat yang tepat itu justru saat kita tidak punya apa-apa. Pakai ilmu street smart saja,” ungkap Purdi E Chandra, Dirut Yayasan Primagama.

Menurutnya, kemampuan otak kanan yang kreatif dan inovatif saja sudah memadai. Banyak orang ragu berbisnis cuma gara-gara terlalu pintar. Sebaliknya, orang yang oleh guru-guru formal dianggap bodoh karena nilainya jelek, justru melejit jadi wirausahawan sukses.

“Masalahnya jika orang terlalu tahu risikonya, terlalu banyak berhitung, dia malah tidak akan berani buka usaha,” tambah ‘konglomerat bimbingan tes’ itu. Purdi yang lahir di Lampung 9 September 1959 memang jadi model wirausaha jalanan, plus modal nekad. la tinggalkan kuliahnya di empat fakultas di UGM dan IKIP Yogyakarta. Lalu dengan modal Rp.300 ribu ia dirikan lembaga bimbingan tes Primagama 10 Maret 1982 di Yogyakarta. Sebuah peluang bisnis potensial yang kala itu tidak banyak dilirik orang. la sukses membuat Primagama beromset hampir 70 milyar per tahun, dengan 200 outlet di lebih dari 106 kota. la dirikan IMKI, Restoran Sari Reja, Promarket, AMIKOM, Entrepreneur University, dan terakhir Sekolah Tinggi Psikologi di Yogyakarta.

Grup Primagama pun merambah bidang radio,penerbitan, jasa wisata, ritel, dll. Semua diawalkan dari keberanian mengambil risiko. Kini Purdi lebih banyak lagi ‘berdakwah’ tentang entrepreneurship. Bagi Purdi, entrepreneur sukses pastilah bisa menciptakan banyak lapangan kerja. Namun, itu saja tidak cukup berarti bagi bangsa ini. “Saya memimpikan bisa melahirkan banyak lagi pengusaha-pengusaha. Dengan demikian, makin banyak pula lapangan kerja diciptakan. Itulah Mega Entrepreneur,” ungkap Purdi kepada Edy Zaqeus dan David S. Simatupang dari Majalah BERWIRAUSAHA.

Berikut petikan wawancara yang berlangsung di kantor cabang Primagama Jakarta.

Bagaimana semangat wirausaha masyarakat kita?

Mungkin begini. Salahnya pendidikan kita itu, kebanyakan orang lulus sarjana baru cari kerja. Jadi pengusaha itu mungkin malah orang-orang yang kepepet. Yang tidak diterima di mana-mana, baru dia sadar dan bikin usaha sendiri. Mestinya, kesadaran seperti ini bisa untuk orang-orang yang tidak kepepet. Alasannya, kalau mau usaha harus ada modal, punya ketrampilan. Padahal tidak harus begitu. Saat yang tepat itu justru saat kita tidak punya apa-apa. Ibaratnya kalau kita punya ijazah pun, tidak usah dipikirin. Saya dulu tak tergantung dengan selembar kertas itu. Sekarang mau dijaminkan di bank juga tidak bisa. Hanya buat senang-senang saja kalau sudah sarjana.

Memang saya lihat pendidikan kita itu dari otak kiri saja. Padahal kalau kita garap yang kanan, porsinya banyak, maka otomatis otak kirinya naik. Tapi kalau kita banyakin kiri, kanan ndak ikut naik. Kanan itu adalah praktek. Saya bilang street smart.

Cerdas di lapangan, di jalanan. Orang yang akademik, sekolahnya pintar, IP atau nilai tinggi, dia tidak berani menentang teori. Jadi robotlah. Kalau di situ jadi topeng monyet. Dia tidak berani membuat kreasi sendiri. Padahal hidup dia itu bukan di masa lalu. Hidup dia itu kan di masa datang, dan itu serba berubah cepat. Tidak ada yang sama dengan teori yang dia pelajari. Teori itu kan hasil temuan. Kenapa kita tidak bisa menemukan sendiri? Saya punya contoh, manajemen di Primagama, yang tidak ada di teori. Kalau pun ada di teori pasti disalah-salahkan.

Apa itu?

Di Primagama, suami-istri bekerja dalam satu kantor itu malah kita anjurkan. Di lain tempat dan di teori itu ndak boleh! Tapi saya praktekkan, ternyata jalan, bagus. Saya melihat, mereka masing-masing bisa saling mengontrol. Maka, menantang teori itu yang utama. Saya malah bisa menaikkan omset Primagama 60%.

Contohnya lagi, iklan Primagama yang pakai aktor Rano Karno. Menurut orang kampus, dan pernah dibahas di sana, itu ndak bener! Menurut teori ndak benar. Tapi nyatanya, bagus hasilnya? Saya dulu pernah pakai Sarlito (pakar psikologi dan pendidikan:rec), malah ndak ada hasilnya, walau dia doktor atau apa. Jadi street smart itu…

Apa artinya street smart?

Cerdas di jalanan. Ada academic smart atau school smart. Tapi street smart itu cerdas dengan praktek. Jadi begini, kalau kita punya pengetahuan dengan benar, pengetahuan itu kan akademik. Kita tidak strong, gugur! Kita tidak akan bisa. Kita tidak akan bisa benar. Waktu SD itu ada bacaan-bacaan begini; “Ibu pergi ke pasar membeli sayur.” Kok tidak yang menjual sayur saja?

Kok kata-katanya selalu membeli, bukan menjual? Teryata setelah saya urut-urut, yang nulis itu guru. Coba kalau isinya diubah menjadi menjual, itu akan lain.

Kenapa tertarik menonjolkan sisi menjualnya?

Kalau saya bertransaksi, itu nilai tambah. Dalam transaksi, duit paling banyak itu kan pengusahanya? Dan paling banyak milik pengusaha. Coba kalau misalnya yang satu membeli saja. Akan terbatas transaksinya. Sehingga kalau memang harus banyak pengusahanya, ya untuk menjual.

Setuju dengan pemikiran Kiyosaki “If you want to be rich and happy, don’t go to school” ?

Kalau saya if you want to be rich and happy, ya…. Kalau ingin kaya, ngapain sekolah? Kalau di sekolah tidak akan happy dan kaya. Pendidikan kita tidak bikin happy, malah bikin stres anak. Porsi mainnya kurang. Sejak Taman Kanak-kanak sudah dipaksa main otak kiri. Mungkin itu karena dari mentrinya sampai orang-orang tuanya itu otak kiri semua, kan? Dikatakan figur yang bagus itu yang profesor, yang doktor. Padahal kalau kita pilah, yang pintar sekolah memang jadi dosen, jadi dokter. Yang sedang-sedang saja jadi manajer. Tapi yang bodo-bodo sekolahnya malah jadi pengusaha.

Penelitian di Harvard begitu. Penyikapan guru terhadap anak yang bodo kok divonis tidak punya masa depan? Mungkin dia berani, kreatif, bisa menemukan apa yang tidak ditemukan oleh anak-anak pintar.

Nah, pendidikan kita itu semua mau dijadikan ilmuwan. Seolah ngejar otak kiri saja, ngejar school smart saja.

Apa yang harus dilakukan untuk membongkar sistem seperti itu?

Memang berat karena dari dulu juga begitu. Maka harus lewat luar, kegiatan-kegiatan ekstra. Maka saya usulkan pendidikan kita dibuat dua sistem; sistem ijazah dan sistem tanpa ijazah. Kalau sekolah tanpa ijazah, orang akan cenderung cari ketrampilan dari praktek yang kelihatan. Yang pakai ijazah untuk yang mau jadi dosen, jadi dokter, jadi ilmuwan.

Kalau pelajaran kimia yang pakai ijazah, ya ilmuwan itulah. Kalau kimia yang tidak pakai ijazah, pilihannya ya bikin deterjen, bikin sirup, bikin apa saja yang ada manfaatnya. Kalau semua harus belajar kimia, padahal kita tidak tertarik, berarti dipaksa dan tidak happy jadi nya.

Kalau di tataran konseptual, apa yang mesti dilakukan?

Saya kira Dikbud itu merasa bahwa yang menentukan masa depan Indonesia itu dia. Bikin kurikulum, walaupun sumbernya dari masyarakat, tapi sering terlambat. Kurikulum tahun lalu baru dipakai sekarang. Lebih cepat di luar, kan? Maka kalau saya, pendidikan itu tidak usah diatur. Perguruan Tinggi siapa pun boleh bikin. Dan itu masyarakat yang menilai. Hukum pasar! Titel MBA atau apa dilarang, kenapa? Alamiah aja. Nanti kalau kebanjiran itu orang ndak mau pakai, kan ndak masalah? Kalau banyak manajer belajar ilmu untuk mendapatkan MBA, itu kan bagus? Dalam pendidikan itu sebenarnya mereka dagang.

Kalau model-model pendidikan itu masyarakat yang mengembangkan, mungkin baru bagus. Karena pas dengan zaman itu. Misalnya Mc Donald mau bikin Universitas Mc Donald, kenapa tidak?

Bagaimana dengan Entrepreneur University yang Anda dirikan?

Sebagai entrepreneur, saya punya visi Mega Entrepreneur. Artinya bagaimana seorang pengusaha bisa menciptakan pengusaha lainnya. Kalau pengusaha bisa menciptakan lapangan kerja, itu sudah biasa. Yang saya kejar adalah bagaimana saya bisa menciptakan banyak pengusaha. Dulu visi saya memang menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Kalau seperti itu kan lama. Mungkin hanya ribuan lapangan kerja. Tapi kalau bisa menciptakan banyak pengusaha, lapangan kerja yang tercipta lebih banyak lagi.

Karyawan saya pun saya usahakan bisa jadi pengusaha. Kayak manajer-manajer saya, semua sudah punya usaha di luar. Saya ditentang oleh Renald Kasali. Katanya menurut teori itu tidak bisa. ‘Orang kerja kok diajak merangkap jadi pengusaha, itu ndak bisa!’. Saya praktekkan ternyata bisa. Manajer saya punya perusahaan mebel.

Menurut Kiyosaki, di sini dia sebagai employee, di luar dia sebagai business owner karena yang mengelola orang lain. Ada manajer saya yang buka bengkel motor. Sopir saya punya kenteng mobil. Sopir saya yang lain punya bisnis jual beli handphone.

Karyawan-karyawan itu mau jadi manajer semua ? ndak mungkin kan… Harapan paling besar saya, ya mereka jadi pengusaha.

Sejak kapan Entrepreneur University berjalan?

Entrepreneur University (EU) berjalan baru setahun. Sebelumnya kita sudah sering adakan pelatihan di mana-mana. Tapi cuma beberapa hari, lalu selesai tidak ada follow up. Sekarang lebih jelas, kita ada follow up. Misalnya kita adakan tiga bulan, setelah itu ada klub entrepreneur. Yang itu bisa dilakukan lewat internet, pertemuan-pertemuan, dan juga konsultasi seperti tadi. Di EU diutamakan yang indeks prestasinya (IP) rendah. Memang pernah ada yang protes, orang mau masuk tapi IP-nya tinggi, dia jadi minder. Tapi memang saya lebih mudah mengajar orang yang tidak pintar. Kalau otak kiri sudah kuat, susah berubahnya.

Misalnya dia kuliah di akuntansi, yang feasible tidak feasible, udah, ndak berani-berani dia. Usaha itu bukan perhitungan sebelumnya. Hitungan yang terjadi, itulah usaha. Banyak yang terjadi kita tidak tahu dan tidak kita pikirkan sebelumnya. Saya di Primagama dulu kalau dipikir tidak rasional. Modal saya cuma Rp.300 ribu saja. Sekarang asetnya sudah hampir Rp.100 milyar, kan?

Rasionalnya di mana?

Tadi seorang direksi bank yang ingin membuat usaha. Seperti dia, dihitung-hitung terus, selalu tidak positif. Akhirnya tidak berani buka usaha. Saya bilang, “Jangan dihitung terus!” Usaha itu dibuka, baru dihitung. Ini street smart. Kalau dihitung baru dibuka, ndak akan buka-buka usaha. Makanya, yang membuat orang takut itu bukan sisi gelap, tapi justru sisi terang. Karena terang itu tahu hitung-hitungannya, tahu risikonya gedhe, jadi takut. Kalau gelap, tidak tahu apa-apa, usaha itu tidak takut. Dihitung atau tidak dihitung itu sama saja kok.

Padahal entrepreneur harus berani ambil risiko…

Itulah, ambil risiko itu berarti harus gelap. Maksudnya jangan terlalu banyak tahu. Setelah jalan, kita pakai ilmu street smart tadi. Street smart itu yang melahirkan kecerdasan entrepreneur yang dibutuhkan untuk pemula usaha. Isi kecerdasan entrepreneur itu ya kecerdasan emosional, spiritual, dan basisnya di otak kanan.

Bagaimana cara Anda merealisasikan gagasan Mega Entrepreneur?

EU ini saya yang buka dan pelatihannya saya yang mengajar sendiri. Saya bukan cari untunglah, tapi semacam aktulisasilah buat saya. Karena saya ingin jadi Mega Entrepreneur tadi. Sehingga saya bela-belain, ndak harus untung. Kalau nombokpun saya mau untuk memberikan dakwah tentang entrepreneurship ini. Itu yang saya lakukan, dan sudah dua angkatan EU di lima kota. Perkembangan pesertanya cukup positif. Yang sama sekali tidak berani berusaha, kini jadi berani.

Bagaimana tren kewirausahaan ke depan?

Saya kira itu suatu keharusan. Kalau negara ini mau maju, harus banyak pengusahanya. Kita belum ada kementrian yang khusus mengurusi wirausaha. Di Indonesia banyak bisnis yang bisa dikembangkan menjadi franchise dan tidak harus yang mahal. Di Malaysia sudah ada kementriannya, dan mentrinya mendorong mereka yang mau usaha franchise dsb.

Bagaimana entrepreneur yang ideal itu?

Ukuran ideal saya adalah dari banyaknya lapangan kerja yang diciptakan. Pengusaha yang bisa melahirkan pengusaha-pengusaha baru. Bisnisnya kalau bisa yang baik-baiklah. Saya suka mengurusi bisnis yang langsung ke pasar. Yang menilai dan menentukan bisnis saya ya pasar. Saya ndak model dengan bisnis lobi-lobi yang harus berhubungan dengan pemerintah.

Pernah mengalami pencerahan selama menjadi entrepreneur?

Saya mengembangkan sisi spiritual melalui dzikir atau meditasi. Bisnis itu, kalau bisa ya melibatkan yang “di atas”. Tidak bisa berjalan dengan diri kita sendiri. Maka saya kembangkan kecerdasan spiritual. Kalau menggunakan intuisi saja, hanya bisa menunjukkan sesuatu tujuan itu seperti apa…. Tapi kalau dzikir, melibatkan Tuhan, kuncinya justru membuat tujuan itu terjadi.

Misalnya diramal orang kita tidak hoki. Dengan dzikir itu bisa jadi hoki. Yang tidak baik jadi baik. Arah negatif bisa jadi positif. Maka, menantang teori itu yang utama! Makanya, yang membuat orang takut itu bukan sisi gelap, tapi justru sisi terang.

Bangkit

Wujudkanlah mimpi anda, kembangkanlah “penglihatan pemikiran” yang selama ini terpendam, berikanlah arti pada hidup yang anda cintai ini. Semuanya berawal dari sebuah impian. Dunia dengan segala isinya diciptakan Tuhan dari “impian-Nya”.

Kisah-kisah keberhasilan para tokoh yang berhasil mengubah dunia, bermula dari mimpi, seperti apa yang dilakukan Galiileo, Thomas Alva Edison, Einstein, dan lain-lain. Bangunan-bangunan besar seperti candi dan piramid juga dimulai dari impian. Bahkan, majalah ini hingga akhirnya sampai ke tangan pembaca, juga diawali dari impian. Bila demikian, tampaknya segala sesuatu sangatlah mungkin untuk diwujudkan. Masalahnya adalah kebanyakan orang telah membuang jauh-jauh mimpi mereka ke tempat sampah, atau merasa bahwa mimpi mereka merupakan hal yang mustahil. Padahal, hampir semua mimpi bisa diwujudkan dengan sedikit kecerdikan, sedikit keberanian serta dukungan emosional.

Sebagai ilustrasi, pertengahan tahun 70-an Bill Gates bermimpi bahwa komputer akan tersedia di setiap rumah pada suatu masa nanti; Akio Morita bermimpi bisa mendengarkan musik favoritnya sambil main tenis, tanpa harus mengganggu tetangga kiri-kanan; atau Sosrodjoyo yang bermimpi nantinya orang-orang akan memilih teh botol bikinan pabrik daripada repot-repot menyeduhnya di rumah.

Tetapi perlu kiranya dibedakan antara “mendambakan” dan “memimpikan”. Mendambakan bersifat pasif dan menunggu, hanya merupakan selingan iseng tanpa otak, tanpa upaya untuk mewujudkannya. Sedang memimpikan bersifat aktif dan berani mengambil inisiatif. la didukung oleh rencana dan tindakan untuk membuahkan hasil.

Tokoh-tokoh yang disebut di atas adalah contoh perbuatan memimpikan. Mereka tidak sekadar beranganangan, melainkan berupaya keras mewujudkan impiannya. Microsoft, Sony, dan Teh Sosro adalah hasil nyata dari mimpi-mimpi mereka.

Singkatnya, penglihatan pikiran membuka pintu untuk mewujudkan impian kita. Namun begitu pintu tersebut terbuka, harus ada tindakan nyata berupa: disiplin, kebulatan tekad, kesabaran, dan ketekunan bila kita ingin membuat impian tersebut menjadi kenyataan. Penglihatan Pikiran

Pada hakikatnya setiap insan memiliki dua jenis penglihatan: penglihatan mata dan penglihatan pikiran. Penglihatan mata adalah apa yang kita lihat ada secara fisik di sekeliling kita, misalnya: mobil, gunung, pulpen atau teman-teman kita. Sebaliknya, penglihatan pikiran adalah sebuah kekuatan untuk melihat bukan apa yang ada secara fisik, tetapi apa yang bisa ada setelah intelegensia manusia diterapkan. Penglihatan pikiran adalah kekuatan untuk bermimpi. Dr. David Schwartch, dalam The Magic of Thinking Success, yakin bahwa perasaan kita yang paling tak ternilai harganya adalah penglihatan pikiran. Penglihatan tersebut membentuk gambaran masa depan yang kita harapkan, rumah yang kita idamkan, hubungan keluarga yang kita dambakan, liburan yang akan kita ambil, atau penghasilan yang akan kita nikmati kelak (sumber : www.purdiechandra.com)

http://www.pizzavanjava.com/

Huseyin Ozer


Huseyin Ozer - Anak Kampung Turki yang Jadi Jutawan di London

Bagi Huseyin Ozer hidup itu begitu pahit. Bahkan hampir tanpa pilihan yang lebih baik. Ia lahir di sebuah desa di Turki.Kedua orangtuanya bercerai ketika ia masih anak-anak. Lebih malangnya lagi, keduanya tak mau merawatnya. "Saya ini anak yang tidak dikehendaki," katanya mengeluh.


Ia kemudian dititipkan pada kakeknya dari pihak ayah. Namun itu belum menyelamatkannya. Ketika ingin sekolah saat usianya sudah menginjak tujuh tahun, ayahnya takmau membiayainya. Ia tak bisa mengandalkan kakeknya yang sudah tua renta. Akhirnya ia gagal sekolah. "Saya belajar menulis di tembok menggunakan arang," ujarnya. Ia lalu jadi penggembala kambing.


Mengetahui hal ini, ibunya berang. Ia meminta Ozer pergi saja ke kota (Ankara) dan mencari pekerjaan yang lebih baik di sana. Saat itu Ozer sudah berusia belasan. Ia pun pergi dengan meminjam uang dari rentenir. Awalnya ia hidup menggelandang. Bahkan jika malam tiba, ia tidur di toilet umum. Nasibnya sedikit berubah ketika diterima bekerja di sebuah bar. Ia bisa menyewa tempat lebih baik, yaitu gudang tempat penyimpanan batu bara, itupun hanya untuk tidur. Yang menarik, ia terobsesi ingin belajar terutama bahasa Inggris. Gaji pertamanya ia belikan buku-buku. Setelah itu ikut les bahasa Inggris di Ankara dengan uang yang dikumpulkannya.


Karena bergaul dengan anak-anak jalanan, Ozer terpikirkan untuk mengangkat nasib mereka dengan pendidikan. Dari gajinya yang tak seberapa ia membuat perkumpulan pendidikan anak jalanan. Belakangan perkumpulan itu mendapat banyak perhatian dan dukungan keuangan dari sana-sini. Karena idenya dari Ozer, lembaga itu kelak bernama Hüseyin Özer Education Trust.


Ia sendiri kemudian pergi ke Istanbul mengikuti wajib militer. Selesai tugas beberapa tahun kemudian, saat usianya menginjak 23 tahun, ia pergi ke London menggunakan bis untuk memperdalam bahasa Inggris. "Saya tak punya uang untuk beli tiket pesawat terbang," katanya. Untuk menyambung hidup ia bekerja di sebuah restoran. Ia memilih menjadi pencuci piring ketimbang pelayan karena bahasa Inggrisnya yang belepotan. Namun itu justru menolongnya untuk mempelajari pekerjaan dapur.


Setelah itu bekerja sebagai penjual kebab (makanan khas Turki). Lama-lama ia bisa mengumpulkan modal untuk memiliki gerai kebab sendiri. Bahkan melalui ketekunannya ia bisa menyewa tempat berjualan kebab lebih baik. Caranya ia berhemat sampai bisa membesarkan bisnisnya menjadi restoran.


"Saya beberapa kali bangkrut. Tapi saya terus mencoba lagi dan mencoba lagi," katanya. Ia tak takut bangkrut, juga tak jemu untuk memulai bisnisnya jika gagal. Pilihannya cuma satu, bisnis restoran. Akhirnya ia bisa melahirkan restoran yang lumayan besar. Dan untuk menjadikannya restoran bergengsi, Ozer mempekerjakan sejumlah ahli makanan dan racikan makanan yang lezat hasil penemuannya selama beberapa tahun.

Ozer, di dapur rumah makannya


Sekarang Ozer memiliki belasan restoran di London dan beberapa restoran mitranya di sejumlah negara. Meski sukses sebagai pengusaha restoran, ia tetap terobsesi menularkan keahliannya dengan berbagai cara. Ia ingat masa kecilnya yang sulit sekolah karena itu ia membalas masa lalunya dengan berbagi ilmu pada semua orang. Ia mengajarkan pada karyawannya bagaimana berbisnis restoran dan mendorongnya agar kelak menjadi pengusaha. "Banyak mantan karyawan saya yang sudah mahir kembali ke Turki dan membuka restoran di sana," katanya. Ada juga yang membuka restoran dengan menu yang mirip dengan yang ada di restoran milik Ozer, Sofra. Ia tak takut tersaingi justru merasa bangga. "Saya sudah menciptakan 20-an millionaire," ujarnya senang.


Soal semangat mendidiknya ini kemudian didengar sejumlah universitas. Universitas di Inggris datang kepadanya untuk belajar kuliner atau berbisnis restoran bagi mahasiswanya. "Saya ikut mendidik di universitas. Tetapi saya tak datang ke universitas, justru universitas yang datang ke sini," ujarnya. "Mahasiswa-mahasiswa saya mendapatkan pekerjaan di sini, mendapatkan uang juga, dan makannya di restoran," katanya.


Ozer yang tak sekolah akhirnya sukses menjadi pebisnis restoran di London dan diakui dunia. Anak kampung ini berhasil mengembangkan potensinya dari pilihan yang sempit. Ia tak bisa menyesali masa kecilnya yang tak bisa belajar. Ia justru terus maju ke depan menjalani langkah demi langkah yang sulit. "Saya maju karena saya memilih pilihan yang sulit," katanya. Dan belajar itulah senjatanya. Ia belajar dari apa yang ditemuinya. Hal ini yang mengantarkannya hingga kemudian sukses.

Aku Tidak Menyerah

Aku Tidak Menyerah

Kala itu Takezo adalah seorang pria yang putus asa dan mau meninggalkan semuanya: baik pekerjaan maupun hubungan dengan kerabat dan sahabatnya. Ia mau berhenti hidup!

Lalu, ia pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan seorang Zen bernama Takuan. Katanya, "Apakah Takuan bisa memberiku satu alasan yang baik agar jangan berhenti hidup dan menyerah?"

Jawaban Takuan sangat mengejutkan, "Coba lihat sekitarmu, Takezo. Apakah kamu lihat pohon pakis dan bambu itu?"

"Ya," jawab Takezo. "Aku melihatnya."

"Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, alam merawat keduanya dengan sangat baik. Alam memberi keduanya cahaya dan air. Pakis tumbuh sangat cepat di bumi, daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan.

Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apa pun, tapi katanya, 'Aku tidak menyerah.'

Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin segar dan banyak, tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu. Tapi katanya, 'Aku tidak menyerah!'

Pada tahun ketiga, bambu belum juga memunculkan sesuatu, tapi katanya, 'Aku tidak menyerah!'

Di tahun keempat, masih belum ada apapun dari benih bambu. Ia berkata, 'Aku tidak menyerah!'" demikian cerita Takuan.

Pada tahun ke-5, muncul tunas yang lebih kecil dari tunas pakis. Yah, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna.

Tapi 6 bulan kemudian, bambu tumbuh menjulang sampai 100 kaki (sekitar 30 meter). Rupanya, untuk menumbuhkan akar secara maksimal, perlu waktu 5 tahun. Akar ini membuat bambu kuat dan bisa memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup.


"Sang Pencipta tak kan memberi kita cobaan yang tak sanggup diatasi oleh ciptaan-Nya," kata Takuan kepada Takezo. "Tahukah kamu, Takezo. Saat menghadapi kesulitan dan perjuangan berat seperti ini, kau sebenarnya sedang menumbuhkan 'akar-akar' yang kuat? Alam tidak meninggalkan bambu itu. Sang Pencipta juga tidak meninggalkan kamu."

"Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain," kata Takuan. "Bambu punya tujuan yang berbeda, dibandingkan dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah. Waktu untuk Anda akan datang. Anda akan menanjak dan menjulang tinggi, asalkan tetap mengandalkan Sang Pencipta dalam setiap rencana dan jalan hidup Anda."

Demikian sepenggal percakapan Shinmen Takezo, sebelum menjadi Miyamoto Musashi (seorang samurai dan ronin yang sangat terkenal di Jepang pada Abad Pertengahan).

Luar Biasa!!

*) dari berbagai sumber/internet

Artikel Motivasi

Abdurrahman bin "auf sukses yang mengguncangkan dunia


Jika al Khawarizmi mampu mengguncang dunia di abad 8 Hijriah, maka hal yang sama juga terjadi dalam rentang 14 abad Islam menaungi 2/3 belahan dunia, merahmati alam raya. Salah satunya adalah sahabat Abdurrahman bin Auf yang telah mengguncang dunia melalui keteladanannya sebagai muslim sejati, termasuk dalam berbisnis yang dilakukannya pada abad 1 Hijriah.

Abdurrahman bin Auf termasuk generasi sahabat yang masuk Islam sangat awal, menjadi orang kedelapan yang bersahadah 2 hari setelah Abu Bakar. Beliau termasuk salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga.

Sungguh banyak teladan yang dapat direngkuh dari sepak terjang bisnis beliau. Salah satunya adalah pada aspek prinsip manajemen bisnis yang dipegang kuat dan diterapkan secara konsisten dan penuh komitmen. Beberapa prinsip beliau yang telah dikenal luas adalah hanya berbisnis barang yang halal dan menjauhkan diri dari barang yang haram bahkan yang subhat sekalipun, keuntungan bisnis yang didapat dinikmati dengan menunaikan hak keluarga dan hak Allah, untuk perjuangan di jalan Allah dan menjadikan harta perniagaan sebagai sesuatu yang dikendalikannya, bukan yang mengendalikannya.

Prinsip-prinsip manajemen bisnis itu pun dibuktikan. Sejarah pun mencatatnya. Diantaranya adalah

• Berbisnis barang yang halal dan menjauhkan diri dari barang yang haram bahkan yang subhat sekalipun.

Keseluruhan harta Abdurahman bin Auf adalah harta yang halal, sehingga sahabat lainnya, Utsman bin Affan ra. yang juga pengusaha sukses dan sudah sangat kaya pun bersedia menerima wasiat Abdurahman ketika membagikan 400 Dinar bagi setiap veteran perang Badar. Ustman bin Affan berkata, “ Harta Abdurahman bin Auf halal lagi bersih, dan memakan harta itu membawa selamat dan berkah”.

• Keuntungan bisnis yang didapat dinikmati dengan menunaikan hak keluarga dan hak Allah, perjuangan di jalan Allah.

Ketika Rasullullah SAW membutuhkan dana untuk perang Tabuk yang mahal dan sulit karena medannya jauh, ditambah situasi Madinah yang sedang musim panas. Abdurrahman bin Auf memeloporinya dengan menyumbang dua ratus uqiyah emas (1 uqiyah setara dengan 50 dinar) sampai-sampai Umar bin Khattab berbisik kepada Rasulullah SAW “ Sepertinya Abdurrahman berdosa kepada keluarganya karena tidak meninggali uang belanja sedikitpun untuk keluarganya”. Mendengar ini, Rasulullah SAW bertanya pada Abdurrahman bin Auf, “Apakah kamu meninggalkan
uang belanja untuk istrimu ?”, “ Ya!” Jawab Abdurrahman, “Mereka saya tinggali lebih banyak dan lebih baik dari yang saya sumbangkan”. “Berapa ?” Tanya Rasulullah. “ Sebanyak rizki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah.” Jawabnya. Subhanallahu.

Suatu saat ketika Rasullullah SAW berpidato menyemangati kaum muslimin untuk berinfaq di jalan Allah, Abdurrahman bin Auf menyumbang separuh hartanya senilai 2.000 Dinar. Atas infaq ini beliau didoakan khusus oleh Rasulullah SAW : “Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu, terhadap harta yang kamu berikan. Dan Semoga Allah memberkati juga harta yang kamu tinggalkan untuk keluarga kamu.”

• Menjadikan harta perniagaan sebagai sesuatu yang dikendalikannya, bukan yang mengendalikannya.

Abdurrahman bin Auf pernah menyumbangkan seluruh barang yang dibawa oleh kafilah perdagangannya kepada penduduk Madinah padahal seluruh kafilah ini membawa barang dagangan yang diangkut oleh 700 unta yang memenuhi jalan-jalan kota Madinah. Selain itu juga tercatat Abdurrahman bin Auf telah menyumbangkan antara lain 40.000 Dirham, 40.000 Dinar, 200 uqiyah emas, 500 kuda, dan 1.500 unta.

Banyak dan sering sekali, beliau menggunakan hartanya untuk diinfaqkan. Sampai- sampai ada penduduk Madinah yang berkata “ Seluruh penduduk Madinah berserikat dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya pada mereka, sepertiga untuk membayari hutang-hutang mereka, dan sepertiga sisanya dibagi-bagikan kepada mereka”.

Dengan begitu banyak harta yang diinfaqkan di jalan Allah, ketika meninggal pada usia 72 tahun beliau masih juga meninggalkan harta yang sangat banyak yaitu terdiri dari 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3.000 ekor kambing dan masing-masing istri mendapatkan warisan 80.000 Dinar. Artinya, kekayaan yang ditinggalkan Abdurrahman bin Auf saat itu berjumlah 2.560.000 Dinar.

Subhanallahu… Allahu akbar!!!

catatan: 1 dinar = 4,25 gram emas. 1 dirham = 2,975 gram perak.

disarikan dari berbagai sumber.

Artikel

No Fear Entrepreneur

Menjadi pengusaha harus tahan banting! Saat gagal atau merugi, justru di saat itulah seorang pengusaha banyak belajar. Untuk itu, ia harus memiliki jiwa No Fear Entrepreneur.

Beberapa waktu lalu, seorang pengusaha kelas kakap, pemilik Virgin Group (sebuah perusahaan raksasa yang memiliki banyak usaha) Richard Branson datang ke Indonesia. Selain kharismatis, ia dikenal sebagai pengusaha yang memiliki keberanian untuk berinovasi, juga berspekulasi, untuk mencapai sukses yang ia inginkan. Richard Branson dikenal pernah gagal dan rugi jutaan dolar saat menginvestasikan uangnya. Namun, di balik semua itu, ia selalu memiliki keyakinan, sehingga membuatnya selalu berani di tengah berbagai halangan dan tantangan.

Dengan tegas ia mengatakan, "Kamu gagal kalau kamu tidak berani mencoba. Dan, jika kamu mencoba dan kamu gagal, ya memang, akan ada catatan bahwa kamu pernah gagal. Tapi, jika kamu melihat sejarah para pengusaha Amerika, satu hal yang saya tahu dari mereka: Banyak kejadian tidak menyenangkan yang mereka alami serta kegagalan di masa lalunya, namun di sanalah mereka kemudian mampu meraih hasil yang luar biasa."

Begitulah, banyak pengusaha sukses di dunia yang dikenal karena keberaniannya. Mereka tidak takut rugi, bangkrut, atau gagal. Justru, dengan semua peristiwa yang tidak mengenakkan itu, mereka memetik pelajaran berharga. Donald Trump misalnya. Taipan pengusaha properti ini pernah berutang dan jatuh bangkrut pada tahun 1990-an. Tak tanggung-tanggung, utangnya kala itu mencapai 1 miliar dolar AS! Tapi, dengan lantang ia berkata: "Saya menolak untuk menyerah. Kekalahan tidak ada dalam kamus daftar istilah saya."
Donald Trump

Dengan keberanian itulah, mereka menjelma menjadi pengusaha-pengusaha tidak kenal takut, atau No Fear Entrepreneur. Ibarat bermain roller coaster yang jumpalitan, naik turun, terhempas, memutar, mereka justru menikmati "permainan" tersebut. Kita juga bisa belajar dari keberanian mereka mengambil risiko. Berikut beberapa keberanian yang ditunjukkan para pengusaha sukses dunia:

• Berani Menghadapi Tantangan

Carlos Slim Helu, adalah pengusaha telekomunikasi terbesar di Amerika Latin. Pengusaha asal Meksiko yang kekayaannya sempat menggusur Bill Gates di puncak orang terkaya dunia ini mengatakan dengan tegas: "Ketika terjadi krisis, itulah saat di mana orang ingin lari menjauh. Namun, itulah justru saat kesempatan kita untuk masuk!"

Jelas, bahwa Helu memiliki sifat berani mengambil risiko sehingga ia justru menemukan banyak kesempatan dan celah di tengah krisis yang terjadi. Kadang, berani mengambil risiko justru akan memberikan hasil yang luar biasa. Layaknya idiom: "high risk, high return", maka, cobalah untuk lebih berani mengambil keputusan di tengah ketidakpastian yang acap kali terjadi.

• Berani Menetapkan Target Besar

Mukesh Ambani adalah seorang pengusaha petrokimia, minyak, dan gas alam dari India. Ia dinilai oleh beberapa kalangan sebagai orang yang ambisius. Dalam sebuah pernyataannya, ia menyebut: "Saya rasa, keyakinan dasar kita adalah menjadikan pertumbuhan sebagai pegangan hidup. Dan, karena itu, kita harus bertumbuh setiap saat!" Ambani jelas menyebut bahwa keyakinannya untuk terus bertumbuh adalah modal untuk menggapai semua impian. Karena itu, tetapkan target yang besar dan beranilah untuk bergerak mencapainya.

• Berani Mengejar Berbagai Kemungkinan

Lakshmi Mittal
adalah pengusaha baja dari India yang sangat sukses. Konon, ia juga pernah membangun usahanya di Surabaya. Perusahaannya Mittal Steel Company menjadi perusahaan baja terbesar di dunia. Dalam menjalankan usaha, ia mengatakan: "Beranilah mengambil risiko untuk berpikir di luar yang biasa orang pikir. Dengan begitu, kesempatan akan selalu terlihat dan kejarlah sejauh yang kita bisa."

Kebiasaan berpikir "di luar kotak" ini menjadi modal yang sangat baik untuk melihat celah dan peluang di balik setiap kegagalan dan tantangan yang sering dihadapi. Dan, dengan modal itulah, seorang Lakshmi Mittal berhasil menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

• Berani Berbeda

Lawrence Allison adalah pengusaha sukses pendiri dan CEO Oracle, sebuah perusahaan perangkat lunak yang mendunia. Meski tidak setenar Bill Gates, ia menjadi salah satu orang paling berpengaruh di dunia teknologi informasi.

Dalam sebuah pernyataannya, ia menyebut: "Ketika kamu berinovasi, kamu harus bersiap jika setiap orang menyebut kamu gila!" Tak jarang, saat orang memiliki inovasi, banyak dicerca dan dimaki. Jika itu terjadi, kuatkan keyakinan bahwa apa yang dilakukan sudah benar. Teruslah menekuni apa yang sudah dijalani dengan bekerja keras, niscaya jalan sukses terbuka lebar.

Catatan :

Bagaimana memunculkan keberanian untuk mengatasi kegagalan?

• Mulai pada titik yang menjadi kekuatan kita. Bangunlah kekuatan itu dan dorong terus hingga melewati batas zona nyaman Anda, yakni melebihi batasan yang pernah Anda capai sebelumnya.

• Fokus pada hasil akhir. Tetapkan diri pada pencapaian besar dan target besar yang menantang. Bayangkan Anda sudah mencapainya. Bayangkan apa yang akan dicapai bila Anda menggapainya. Dengan begitu, Anda akan terus terdorong untuk mewujudkan semua impian!

• Jaga sikap positif. Tak perlu melihat ke bawah atau ke belakang. Semua sudah berlalu. Yang ada, saat ini lakukan yang terbaik dengan modal pembelajaran masa lalu.

• Rayakan pembelajaran yang didapat. Jadikan itu sebagai pengalaman berharga. Semua pasti ada hikmah. Karena itu, jangan larut dalam kesedihan. Hadapi, dan segera melangkah lagi.

• Sibukkan diri. Jangan berpikir kesalahan yang sudah terjadi. Bergeraklah maju... dengan menyibukkan diri, maka Anda akan "terlupa" masalah dan kemudian bisa kembali fokus pada upaya mengejar impian.

Artikel


Membangun Brand, Membangun Janji Suci



Apa jadinya sebuah orang tercipta tanpa nama? Karena itu, berikanlah "nama" pada produk kita. Dan, jadikan "nama" itu sebagai sebuah janji yang harus ditepati.
Meski terdengar klise dan menjadi hal yang sudah diketahui oleh banyak orang, tapi membangun brand masih saja menjadi sesuatu yang kadang sulit dilakukan. Padahal, dengan membangun brand, berarti membangun "keabadian".

Cobalah cari jawaban atas pertanyaan berikut ini. Apa yang identik dengan motor besar? Apa yang dicari ketika ingin mendapat sepatu dan alat olahraga berkelas? Dengan cepat, orang akan segera menjawab Harley Davidson dan Nike untuk kedua pertanyaan tersebut.

Namun, cobalah tanya, apa yang ada di benak saat menyebut nama fastfood atau makanan cepat saji? McDonald, Kentucky Fried Chicken, Burger King, A&W, manakah yang keluar di benak Anda kali pertama? Dengan masing-masing merek berbeda tapi pada satu lini produk yang sama saja, kadang mengundang "kebingungan" tersendiri. Karena itu, setiap produk, haruslah memiliki "nama" yang tak bisa tergantikan. Termasuk, produk dari usaha yang baru berkembang sekali pun. Untuk itu, menjadi yang pertama, yang terbaik, yang unik, memang menjadi sebuah kekuatan dan daya tawar untuk membangun brand. Tapi, cukupkah itu?

Kevin Roberts, CEO dari biro iklan Saatchi & Saatchi Worldwide dalam bukunya Lovemarks: The Future Beyond Brands, menegaskan, "Membuat brand haruslah mampu menciptakan suatu 'nama' yang tak tergantikan, dan itu bisa dilakukan dengan pendekatan emosional, misteri (rasa penasaran), sensualitas, dan kedekatan (keintiman)." Ia juga mengingatkan, bahwa ini sangat vital untuk usaha yang baru bertumbuh, sebab kekuatan untuk berinvestasi pada promosi masih belum sekuat perusahaan besar.

Bagaimana caranya? CEO Austin dan Idea City, Spence menyarankan satu hal utama: "Setiap bisnis yang berkembang harus bisa menjawab bagaimana caranya meningkatkan standar hidup pelanggan." Untuk itu, brand haruslah mengandung 'janji suci' yang bisa menjawab harapan konsumen. Spence memisalkan, Walmart, yang identik dengan belanja yang hemat. Ini misalnya sepadan juga dengan AirAsia, yang kini identik dengan penerbangan berharga terjangkau. "Janji suci" kedua perusahaan itulah yang membuat orang hingga kini masih menjadi pelanggan setia kedua perusahaan tersebut.

Lebih jauh, untuk pebisnis pemula, Spence menyarankan, kita bisa mencari brand yang pas dan tepat dengan cara bertanya kembali, apa tujuan semula mendirikan usaha? Apa saja ceruk yang bisa diisi dengan produk usaha kita, apa saja kebutuhan yang bisa dicukupi oleh produk kita, dan apa hal unik yang bisa kita tawarkan pada konsumen?

Untuk mengetahui dan menggali apa saja yang bisa kita jadikan "janji suci" dalam brand kita, Spence menganjurkan bertanya pada orang-orang yang jujur di sekitar. Misalnya lima orang karyawan dan lima orang pelanggan tetap. Lantas, pertanyakan kepada mereka, apa yang masih bisa ditingkatkan, apa yang menurut Anda telah dilakukan perusahaan lebih baik dibanding pesaing lainnya?

Jika sudah mendapatkan poin penting yang bisa dipilih sebagai "janji suci" tersebut, jadikan itu sebagai pegangan untuk membesarkan usaha. Namun, harus diingat, "janji suci" ini bukan sembarang janji. Brand yang sudah memiliki "janji suci" haruslah mampu memenuhi janji tersebut. Sebab, menurut Stan Richards dari The Richards Group Advertising Firm, sekali melanggar janji, konsumen akan kecewa dan sulit kembali lagi.

Untuk itu, Scott Gladstein dari perusahaan konsultan strategi produk, Imperatives LLC, menyebutkan lima tips untuk membangun brand agar sesuai dengan "janji suci."

- Temukan alasan konsumen untuk memercayai produk kita
Brand kita akan sia-sia belaka jika janji yang diberikan tidak dipercayai konsumen. Karena itu, janji yang diungkapkan, harus didukung dengan alasan-alasan yang tepat.

- Temukan nilai-nilai yang dicari konsumen
Sebuah produk pasti memiliki hal yang bisa "diarahkan" untuk menjawab kebutuhan konsumen. Karena itu, sebelum menentukan brand yang akan dikomunikasikan, cobalah untuk mengetahui "selera" pasar yang dituju.

- Tentukan nilai yang paling berpengaruh
Dari sekian banyak nilai yang dipercaya konsumen terhadap produk kita, pastilah ada satu atau dua nilai yang paling memengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Nilai tersebut bisa sangat bernilai emosional, bisa pula sangat dekat dengan kebutuhan konsumen.

- Rancang pengalaman tak terlupakan dari nilai tersebut
Ini berkaitan dengan apa yang akan kita "sampaikan" kepada konsumen tentang "janji suci" tersebut. Dengan memaksimalkan nilai-nilai yang ada, akan menciptakan hubungan yang bisa "mengikat" konsumen.

- Selaraskan semua unsur organisasi usaha untuk memaksimalkan nilai tersebut
Konsistensi "janji suci" dengan pengalaman yang diberikan oleh semua lini dalam perusahaan, mulai dari customer service hingga pemilik perusahaan sendiri akan memberikan nilai yang mudah diingat konsumen.

Dengan begitu, semua yang terlibat dalam usaha kita tahu persis apa yang harus disampaikan kepada konsumen, dari cara bicara, tutur kata saat melayani, hingga layanan purna jualnya. Semakin kita bisa memenuhi "janji suci" produk, makin kuat brand kita, makin langgeng pula kita sebagai sebuah perusahaan. Dan, bukan mustahil, usaha yang tadinya berawal dari garasi rumah, akan jadi perusahaan berkelas dunia... Semoga.

Tips

Cara Menemukan Ide Bisnis yang Sempurna

ideaRingkasan: Salah satu perjuangan terberat yang harus dihadapi oleh pemilik usaha ialah menemukan jenis usaha apakah yang mereka harus mulai. Terdapat lima cara yang Anda harus selalu ingat saat mempertimbangkan ide bisnis yang berbeda-beda.

Satu dari perjuangan terberat yang saya hadapi saat memulai bisnis saya sebenarnya adalah memunculkan gagasan itu. Saya menginginkan sesuatu yang terukur dan sekaligus dibutuhkan dalam masyarakat. Saya mempertimbangkan ratusan gagasan sebelum akhirnya sampai pada usaha yang saya geluti sekarang. Selama periode penemuan ini, saya menemukan apa yang saya yakini sebagai lima konsep terpenting dalam menentukan hal apa saja yang membuat sebuah gagasan menjadi ide bisnis yang sempurna.

Jadi apakah ide bisnis yang sempurna itu? Tiap entrepreneur memiliki konsep mereka sendiri tentang apa itu sebuah usaha yang tanpa cela. Sementara Google ialah sebuah usaha yang hebat bagi para pendiri perusahaan tersebut--Google mungkin bukan usaha yang tepat bagi mereka yang tidak terlalu mengerti dan familiar dengan teknologi atau yang tidak ingin mengelola organisasi sebesar itu.

Maka dari itu, setiap usaha yang sempurna didefinisikan oleh pemilik usaha. Selalu ingatlah itu, mari kita mulai dengan lima konsep menemukann ide usaha sempurna:

Nomor Satu-Mengerti Pelanggan Anda: Terasa aneh untuk memulai dengan pertanyaan "Bagaimana Anda tahu pelanggan Anda sebelum Anda memiliki gagasan yang nyata?". Jawabannya sederhana--pelanggan Anda berperan penting dalam bisnis, sehingga tanpa pelanggan, tidak akan ada bisnis. Jika Anda memiliki gagasan bisnis, jangan coba untuk mengembangkannya seputar apa yang ANDA pikir pelanggan potensial akan sukai atau butuhkan, tetapi temukan apa yang pelanggan Anda sebenarnya hendaki. Terlalu sering pemilik usaha mendapatkan gagasan dalam benak mereka dan langsung terjun tanpa pikir panjang. Namun, mereka segera mengetahui bahwa pasar target mereka tidak menghendaki apa yang ditawarkan. Menghabiskan waktu dan uang untuk proyek hanya untuk menyaksikannya melemah dan runtuh bukanlah sebuah ide bisnis yang sempurna.

Di samping itu, katakanlah Anda belum memiliki sebuah ide--turun ke pasar dan memahami pelanggan (mereka yang akhirnya akan menjadi pelanggan Anda) bisa membimbing Anda menuju ide yang sempurna. Mengetahui apa yang pelanggan potensial butuhkan dan membangun produk untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut akan membuat para pelanggan melakukan apa saja untuk mendatangi Anda--hal itulah ide bisnis yang sempurna.

Nomor Dua-Gairah: Gairah di dalam pengertian ini bukan berarti menjadi fanatik terhadap produk atau layanan Anda. Namun, hal ini berarti memiliki minat pada apa yang Anda lakukan. Anda lebih sering menghabiskan waktu selama 15-18 jam sehari bekerja mengurusi bisnis Anda pada saat permulaan--biasanya untuk 12 hingga 18 bulan pertama (lebih terasa seperti 2 tahun dalam kondisi ekonomi seperti sekarang ini). Anda harus terus menerus berpikir tentang cara-cara untuk meningkatkan dan menumbuhkan bisnis Anda serta keluar untuk mempublikasikannya di mana pun, dan kepada siapa pun. Jika Anda akhirnya memulai sebuah usaha yang Anda tidak minati, sesuatu yang tidak membuat Anda bersemangat di pagi hari, maka akan sangat sulit untuk mencurahkan waktu dan energi anda untuk berhasil, sehingga itu tidak bisa dianggap sebagai ide bisnis yang sempurna.

Nomor Tiga-Pahami Persaingan Anda: Tiap bisnis punya persaingan--baik langsung atau tidak langsung. Pikirkan mengenai gedung bioskop. Mereka memiliki persaingan langsung dengan toko-toko persewaan video atau televisi rumah. Mereka juga mempunyai persaingan tak langsung dari kegiatan lain yang pelanggan lakukan untuk menghabiskan pendapatan sekali pakai mereka seperti bowling, paint ball, golf, dsb. Hal apapun yang orang lakukan di waktu senggang mereka.

Lebih lanjut lagi, beberapa pesaing tampak kejam. Artinya bahwa jika Anda mempromosikan dan menawarkan sebuah produk yang sama dengan produk mereka tetapi dengan harga yang lebih rendah, para pesaing ini hanya akan menurunkan harga mereka untuk menyamai atau mengalahkan Anda. Jika bisnis mereka sudah mapan- mereka bisa saja menjual dengan harga yang lebih rendah dari Anda, yang akibatnya bisa saja membuat Anda terdepak dari persaingan.

Bila Anda tidak mengetahui persaingan--apa yang mereka mau lakukan untuk mengeluarkan anda dari persaingan--Anda mungkin akan menghabiskan lebih banyak waktu dalam perang harga lalu menumbuhkan bisnis anda--bukan sebuah ide bisnis yang sempurna.

Nomor Empat-Arus Kas: Banyak entrepreneur memasuki dunia bisnis dengan ide-ide yang hebat tetapi memiliki pemahaman yang kurang memadai tentang modal yang dibutuhkan untuk dapat melejitkan usahanya. Kebanyakan akan membuat bentuk asli produk atau layanan dan memahami apa yang dibutuhkan untuk membuat produk atau memberikan layanan tetapi mereka tidak paham mengenai modal yang dibutuhkan usahanya untuk mengatur sisa organisasinya--termasuk pemasarannya (sangat mahal tetapi sangat penting), karyawan (lebih dari sekadar gaji atau upah), asuransi atau persediaan dan semua pengeluaran kecil yang berakumulasi dengan cepat seperti telepon, internet, layanan komputer, dsb. Mengetahui semua arus kas Anda akan membantu memastikan bahwa semua biaya (variabel maupun tetap) dapat ditutup dengan bisnis--ide bisnis yang sempurna. Saya telah melihat terlalu banyak perusahaan dengan produk yang hebat tetapi gagal karena mereka tidak dapat menutup pengeluaran sederhana seperti sewa atau peralatan.

Nomor Lima-Anda: Ketahui siapa diri Anda. Ketahui kelebihan dan kelemahan Anda. Ketahui bahwa Anda siap,mau, dan mampu untuk melakukan apa yang diperlukan dalam membuat usaha Anda berhasil. Saya hingga kini sudah bekerja dengan banyak pemilik usaha di masa lalu yang berpikir bahwa satu-satunya hal yang mereka perlu lakukan ialah memasang papan nama mereka dan selesai sudah. Oleh karena itu, saat berhubungan dengan pengelolaan bisnis sehari-hari, mereka tidak bersedia untuk menginvestasikan waktu, energi, atau uang yang diperlukan untuk keberhasilan. Maka dari itu, ketahui seberapa kerasnya Anda mau bekerja.

Selain itu, ketahui pula situasi keuangan pribadi Anda dan apa yang bisnis Anda hasilkan untuk menopang gaya hidup Anda. Jika Anda pikir bisnis Anda akan menghasilkan uang yang banyak dari hari pertama, maka Anda salah. Dan jika Anda ingin bisnis Anda menghasilkan banyak uang, itu bukan bisnis yang tepat untuk Anda. Singkirkan hal-hal yang mengganggu konsentrasi dari luar seperti situasi keuangan pribadi Anda--lakukanlah secara berurutan--Anda akan dapat untuk memusatkan perhatian hanya pada konsepsi dan pertumbuhannya. Pada akhirnya, akan memberikan anda keamanan keuangan yang Anda idamkan--itu akan menjadi ide bisnis yang sempurna.

Apapun tingkatan keinginan Anda terhadap bisnis Anda--sebuah gaya hidup ibu-ibu dan operasi pop atau sebuah konglomerat multi nasional--apabila Anda mengembangkan sebuah ide bisnis dengan lima konsep ini dalam benak Anda--ide Anda akan menjadi ide bisnis yang sempurna bagi Anda.

*) Joseph Lizio memiliki gelar MBA dalam Keuangan dan Entrepreneurship serta memiliki latar belakang pinjaman komersial yang kokoh. Dalam usahanya kini, Lizio adalah pendiri www.businessmoneytoday.com-- sebuah situs yang didesain untuk membantu pemilik bisnis untuk menemukan dan mendapatkan modal demi pengembangan usaha mereka.

Motivasi

Pilih Karier atau Jadi Pengusaha?





freeSetiap orang pasti memiliki rencana dalam hidupnya. Salah satunya, bagaimana ia akan menikmati hari tua kelak. Alternatif yang bisa dipilih? dengan mengumpulkan cukup simpanan dana pensiun atau memiliki usaha sendiri ketika masih pada usia produktif. Mana yang lebih tepat? Berikut kiat dari Eko Endarto RFA, perencana keuangan dari Finansial Consulting, agar tidak terjerumus pada keputusan yang kurang tepat sebelum memutuskan mengakhiri karier dan memulai usaha sendiri.

Baca peluang
Pada dasarnya yang dilihat dari sebuah pilihan berkarier atau wirausaha bukan sekadar peluang. Peluang itu akan selalu ada. Namun, yang paling penting untuk diperhatikan adalah apakah peluang itu bisa menjadi prospek yang bagus untuk masa depan kita? Pahami jika ini sudah melewati pertimbangan yang matang. Semua pilihan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Cara terbaik untuk mengetahui pilihan yang tepat adalah dengan membuat pertimbangan peluang yang bisa memberikan prospek bagus bagi diri kita ke depan. Bila prospeknya bagus dan hal itu bisa terjadi, maka apa pun pilihannya takkan jadi masalah.

Bisa kapan saja
Pilihan berwirausaha sebenarnya bisa dilakukan kapan saja. Apakah ketika masih di usia produktif, atau ketika sudah memasuki masa pensiun. Prinsipnya, bila merasa pilihan dan peluang yang diberikan bisa mendatangkan prospek bagus, maka mengapa tidak? Prospek yang baik ini bukan hanya dilihat dari kekayaan atau kesejahteraan yang bisa dicapai, melainkan juga memberikan aktualisasi diri.

Mengenai penentuan kapan berwirausaha dapat dimulai, lebih cepat dimulai tentu lebih baik.

Ingat, wirausaha adalah sebuah proses, bukan seperti bekerja dan menerima gaji secara langsung setelah 1 bulan kita menerima pekerjaan. Hasilnya baru akan dipetik setelah usaha membuahkan hasil dan kedatangan keberhasilan itu tidak dapat diprediksi; bisa cepat, bisa juga lambat; tergantung bagaimana seseorang menjalani proses tersebut.

Kesungguhan dan disiplin
Sebelum memulai berwirausaha, pastinya akan ada pertanyaan besar yang mengganjal: Berapa besar modal yang harus dikumpulkan untuk bisa memulai usaha baru?

Sebenarnya tidak ada patokan berapa besar modal uang yang dibutuhkan, tapi yang paling utama adalah modal kesungguhan dan disiplin menjalani proses. Namun, tidak mungkin bisa menjalankan usaha tanpa ada uang sama sekali. Tetap dibutuhkan perhitungan modal sebelum menjalankan usaha.

Nah, besaran modal yang dibutuhkan tersebut sangat tergantung dengan jenis dan besaran usaha yang akan dijalankan. Kalau dimulai dari usaha yang kecil, hanya dengan dana Rp 100.000 pun kita sudah bisa memulai usaha. Begitu pula untuk usaha yang lebih besar.

Namun, dengan dana Rp 100 juta, modal usaha juga bisa kurang jika digunakan untuk usaha jenis lain. Jadi, modal usaha memang sangat tergantung jenis dan skala besaran usahanya. Sebaiknya kalkulasikan dengan baik sasaran usaha yang akan dilakukan dan sisihkan dahulu penghasilan sebagai modal usaha kelak.

Berapa dana yang disisihkan? Minimal sisihkan 20 persen dari penghasilan untuk dikumpulkan sebagai modal usaha. Anggaplah usaha ini kelak sebagai investasi masa depan.

Fokus pada tujuan
Sebelum memilih untuk berwirausaha, pahami bila pada setiap usaha pasti akan mengalami masa sulit. Tanamkan dalam pemikiran, usaha adalah proses. Di dalam proses tersebut selalu ada saat yang bagus, tetapi ada juga yang tidak bagus. Apabila masa sulit datang, cobalah ingat kembali bahwa salah satu alasan kita memilih berwirausaha adalah prospek ke depan lebih menjanjikan atau paling tidak akan lebih baik dari kondisi saat ini.

Hal penting lain yang patut dicatat adalah selalu fokus pada tujuan masa depan. Mungkin akan selalu ada goncangan kecil dalam perjalanan mencapai tujuan, tapi jangan sampai menghancurkan keyakinan, apalagi hingga menghilangkan harapan pada tujuan ke depan.

Asuransi usaha
Semua kegiatan pasti ada risikonya, termasuk juga usaha. Selain itu, saat ini, Anda dapat memilih menanggung risiko itu sendirian dengan kekayaan pribadi atau dengan meletakkan risiko tersebut ke orang lain dengan asuransi. Memang, pada dasarnya usaha tidak dapat diasuransikan. Namun, aset usaha sangat bisa diasuransikan.

Aset usaha berupa tempat usaha, barang dagangan, atau jenis aset lainnya masih bisa diasuransikan. Caranya, dengan menghubungi perusahaan asuransi kerugian. Bersama mereka, kita dapat menghitung besaran aset yang dapat diasuransikan. Selain itu, konsultasikan mengenai produk yang paling sesuai dengan risiko yang paling mungkin terjadi terhadap usaha yang Anda pilih. (Tabloid Nova)

Tips

Promosi Versus Pembangunan Merek

branding78Saat ini, kompetisi pasar sangatlah ketat. Konsumen dihadapkan dengan pilihan yang sangat banyak. Untuk memenangkan kompetisi ini, Anda harus memiliki merek yang unggul. Sebuah merek harus pandai menembus persepsi benak konsumen untuk dikenali kekuatannya. Tanpa kegiatan promosi yang dirancang dengan baik, sebuah merek tetap akan ada tetapi tidak mampu bersaing. Jika tidak mampu bersaing, maka merek tersebut pada akhirnya hanya menjadi merek kelas dua.

Salah satu cara pemasaran yang efektif adalah dengan cara promosi. Jika Anda bertanya, apakah pengaruh dari kegiatan promosi dan pembangunan merek? Mari kita bahas lebih dalam mengenai pembangunan merek terlebih dahulu. Pembangunan merek adalah proses pemberian makna kepada sebuah produk dan makna tersebut adalah kekuatan merek yang lebih dibandingkan pesaingnya.

Jadi, dari situ terlihat jelas bahwa pembangunan merek sendiri merupakan pemberian makna yang merupakan kekuatan terhadap suatu produk. Jadi, untuk memperkuat suatu produk, tentu saja kegiatan komunikasi dan promosi sangat diperlukan. Tanpa komunikasi dan promosi, akan sangat lama untuk bisa menyampaikan berita atau pesan merek kepada target pasarnya. Promosi secara khususnya, bisa menjadi pemicu keinginan untuk membeli, jadi fungsinya sangat positif dalam pembangunan merek. (*/dari berbagai sumber)

Tips

Cara Menggunakan Twitter untuk Bisnis

twitter_fmSaat ini banyak pengguna Twitter menggunakan pemasaran ide-ide baru, peluang, informasi, jasa, dan produk melalui jejaring sosial ini. Bagi semua jenis dan ukuran bisnis yang akan melakukan promosi dan pemasaran layanan pelanggan dengan Twitter, ada baiknya mengikuti beberapa tips di bawah ini :

1. Tentukan tujuan dan hasil
Jika berbisnis melalui lalu lintas situs, pikirkan strategi. Komunitas Twitter selalu berinteraksi secara real-time. Tambahkan format percakapan di situs bisnis Anda yang langsung terhubung ke Twitter.

2. Mengatur akun Twitter
Jika benar-benar memanfaatkan Twitter untuk bisnis, dibutuhkan seorang karyawan atau anak buah Anda yang berdedikasi untuk terlibat. Misalnya memantau rekening dan menangani keluhan pelanggan.

Agar mempermudah berinteraksi bisnis dengan beberapa profesioal di Twiiter, buatlah akun yang mengidentikkan bisnis Anda. Dengan sebuah @TwitterName sederhana, nama bisnis Anda akan diakui keberadaannya oleh orang lain. Bina kepercayaan kepada karyawan atau anak buah Anda untuk menyebarkan informasi kepada jutaan orang dengan cepat.

3. Menggunakan identitas asli
Penggunaan identitas asli atau merek sangat penting untuk berbisnis. Misalnya dengan mengunduh satu per satu foto profil perusahaan. Mengelola informasi profil, daftar karyawan, akun dan inisial asli.

4. Pilih orang yang tepat
Ingat profil bisnis Anda terbuka untuk umum. Pastikan anak buah atau karyawan Anda bisa menjaga kredibilitas perusahaan. Blok dan hapus semua konten dan laporan yang berisi spam dan konten dewasa.

5. Input humor
Ketika orang bebas mengolah pendapat dan berbicara bebas melalui pesan 140 karakter di Twitter. Sesekali buatlah kata-kata menghibur yang menghargai pelanggan yang diselipkan pada informasi tips.

News Flash

Berita Terbaru


Pembukaan Serentak 5 Mitra Banana Kriuk

Apr 25, 2011
Belumlah genap 3 bulan berdiri Banana Kriuk rupanya telah mendapat tanggapan yang positif dari kalangan usahawan Indonesia, terbukti dengan banyaknya permintaan yang ingin menjadi mitra franchise Banana Kriuk. Menurut Salah satu Management Franchisenya Apik S Rijal, sudah ada sekitar 30 lebih perusahaan/pribadi yang menawarkan diri untuk menjadi mitra B’Kriuk, sebut saja mereka berasal dari Bandung, Solo, Jogja, Jakarta, Kediri, hingga Bangka, Kendari, Maluku dan beberapa kota lainnya, mungkin inilah salah satu bukti peribahasa yang mengatakan bahwa dimana ada kemauan pasti ada jalan.

Setelah melalui berbagai seleksi dan pertimbangan maka terwujudlah lima mitra yang merupakan master franchise Banana Kriuk di luar kota, yaitu Indramayu dan Bandung. Pelaksanaan pembukaan gerai di mulai tanggal 21 April Sampai 1 Mei 201, dan mereka para pendiri Banana Kriuk yakin, di bulan-bulan selanjutnya pasti akan ada banyak dibuka kemitraan lagi di berbagai kota lainnya, karena target mereka tahun ini dibuka hingga minimal 100 gerai kemitraan Banana Kriuk di seluruh Indonesia.

Banana Kriuk yang pendiriannya didasari keinginan sang pemilik yaitu Farah dan Hadi Utama Nur, untuk membuat sebuah peluang usaha yang menguntungkan dengan modal minimal, akhirnya diwujudkan melalui bantuan management franchise dari MARA Group, sehingga terbentuklah Banana Kriuk. Openingnya sendiri saat itu dilaksanakan di Hotel Apita Cirebon oleh Purdi E Chandra.

Mereka (para pendiri Banana Kriuk ) punya impian ingin memberantas kemiskinan dan pengangguran melalui usaha memperluas jaringan waralaba Banana Kriuk agar negara Indonesia semakin maju dengan banyaknya para pengusaha dan lapangan kerja yang tercipta.

Saat ditanya mengapa Pisang yang dipilih menjadi menu bisnisnya? Hadi menjawab bahwa, pisang merupakan buah-buahan yang sangat mudah ditemui di Indonesia, dan filosofi tanaman pisang yang mana hampir semua elemennya bermanfaat bagi manusia akhirnya menginspirasi beliau untuk membuat suatu usaha berbahan dasar pisang ini.

Banana Kriuk hadir dengan tampilan menu atraktif dan revolusioner, dengan pengolahan yang sangat ‘apik’, maka kini masyarakat Indonesia bisa menyantap menu pisang goreng dengan tampilan, rasa dan citarasa khas yg hanya bisa ditemui di gerai Banana Kriuk. Masih penasaran juga? Kunjungi segera outletnya, atau lihat informasinya di http://www.bananakriuk.com. (Rahmat HM)

Liputan di Tabloid Bussines Opportunity Mei 2011

News Flash

Apik S Rijal, Franchise Manajer Banana Kriuk Menjadi Pembicara di Business Matching HIPMI 2011



Pada hari Sabtu tanggal 28 Mei 2011, Apik S Rijal, Selaku Franchise Manajer Banana Kriuk mendapat kepercayaan sebagai pembicara dalam Business Matching HIPMI yang diselenggarakan dalam rangka Program HIPMI Goes To Campus di Balai Kartini, Jakarta. Dalam seminar yang bertemakan “Be Your Own Boss“ tersebut HIPMI bekerja sama dengan Tabloid Business Opportunity.

Dalam kesempatan tersebut, Apik S Rijal menyampaikan berbagai tren, tantangan dan peluang serta strategi pengembangan bisnis Kemitraan. Di hadapan pada peserta yang terdiri dari mahasiswa dan kalangan usahawan lain, Tidak lupa juga disampaikan mengenai informasi dan tantangan berbisnis bersama Banana Kriuk, hal ini mengingat Banana Kriuk sendiri sedang gencar ekspansi mengejar target 101 outlet Tahun 2011 di Indonesia.


Acara yang diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta tersebut berlangsung kurang lebih selama 2 jam dan mendapat sambutan yang antusias dari para peserta yang hadir dalam acara tersebut, terutama pada sesi tanya jawab.(admin)